Judul dengan absurditas tak terhingga, mengandung pemaknaan berlawan kamsud pada anasir-anasir yang membentuk masing-masing kata.
Padanan kata the secret kurang lebih berkisar pada : rahasia, suci, untouchable ~
Enigma sendiri antara lain mempunyai arti : kode, sandi, teka-teki, ketidak-tahuan, pencarian (akan jawaban) ~ dll.
Jadi? Apakah ini kemudian berarti sebuah enigma harus dirahasiakan, ataukah justru dinyatakan?
Seperti kata seorang Sahabat,. Kehidupan adalah sebuah enigma raksasa yang sangat kompleks dan kemudian terbagi menjadi Kau, Aku, Mereka, Kalian [dan saya menyukai tulisan ini]Padanan kata the secret kurang lebih berkisar pada : rahasia, suci, untouchable ~
Enigma sendiri antara lain mempunyai arti : kode, sandi, teka-teki, ketidak-tahuan, pencarian (akan jawaban) ~ dll.
Jadi? Apakah ini kemudian berarti sebuah enigma harus dirahasiakan, ataukah justru dinyatakan?
Kemudian apabila enigma itu sudah menjadi seorang individu, katakanlah “saya “ atau “Anda”. Enigma ini kemudian malah menjadi membesar. Bukan semakin mengecil.
Kenalilah diri Anda sendiri. Di sana Anda akan menemukan kembali enigma yang sangat besar, bahkan tak terukur sepertinya. Lebih tepat pabila dikatakan tak terhingga atau malah tak ter-definisi-kan.
Definisi? Menurut saya bukanlah definisi apabila dalam uraiannya tertulis kata “sesuatu” atau “sesuatu yang…~”.
Nah, “sesuatu” inilah yang seharusnya perlu pengkajian lebih lanjut. Karena kata “sesuatu” bersifat subyektif dan membuat rancu, bahkan menjauh dari pemaknaan awal.
Kemudian saya memilih “sesuatu” itu lebih untuk dirasakan dibandingkan mendefinisikannya.
Merasakan saja?
Apakah saya tidak sanggup mengungkapkannya?
Walaupu dengan kata-kata sederhana?
Ada beberapa hal sederhana yang tidak mampu saya definisikan.
Di antaranya adalah asin dan manis.
Saya dan Anda mungkin sudah mengenal rasa asin, penyebabnya garam atau hal lain.
Akan tetati, saya benar-benar tidak sanggup menjelaskan “rasa asin” di hadapan Anda –mendefinisikan rasa asin itu sendiri-
Rasa asin, saya hanya mampu berkata 3 hal :
- Tidak asin;
- kurang asin; atau
- terlalu asin
Asinnya sudah pas! – jarang sekali ada dan sangat subyektif, kecuali kita mempunyai kesepakatan terlebih dahulu.
Bahkan 2 orang yang dinyatakan identikpun terkadang berbeda persepsi mengenai rasa asin.
Kalau GURIH?
Haha… ini sangat kompleks. Ini rasa kelima yang dinamakan orang Jepang sebagai “umami” (baru dinamakan tahun 1908).
Geli juga membayangkan mereka mengklaim rasa kelima ini sebagai penemuan mereka (“rasa” lho - bukan “bahan”)
Bangsa Melayu di Asia Tenggara sudah mengenal rasa ini dengan nama “Gurih”. Lebih eksotis kedengarannya :) GURIH…!
Rasa ini didapatkan dari “rumus” perbandingan antara garam, gula dan protein.
Nenek moyang kita menggunakan gula-batu dari tebu maupun tumbuhan lain. Gula kelapa dan gula enau diantaranya. Protein sendiri didapat dari kaldu yang berasal dari daging. Baik itu protein hewani darat maupun yang berasal dari laut. Seperti ikan, udang maupun kerang/tiram.
Di Kekaisaran Romawi [mulai sotoy...] rasa ini dikenal dengan kata “garum” atau “garon”. Bahan ini dibuat dengan mencampurkan garam ke dalam wadah berisi ikan (ikan tertentu). Kemudian dibiarkan di bawah terik matahari pantai, "untuk proses fermentasi", kata mereka. Proses ini akan menghasilkan cairan yang berasal dari ikan tadi. Cairan ini digunakan sebagai bumbu masak ataupun untuk penggunaan lainnya.
Efek samping dari garum atau rasa gurih adalah semacam efek ketagihan [addict].
“Umami” adalah rasa, bukan bahan – bukan kata benda
“Gurih” juga rasa, karena ini kata sifat.
Tidak ada kalimat yang demikian : “Hidangan ini terbuat dari gurih”
Orang Jepang boleh mengatakan “umami” sebagai kosa kata mereka.
Tanpa memaksakan bahwa rasa “gurih” yang yang dikenal di Indonesia adalah “umami” – dan harus “umami” BUKAN “gurih”.
Dan HARUS “umami” bukan “garum”.
Kalian bisa liat kalau browsing masalah “rasa” / “taste” mestilah ada kata penyusup “umami” dan MSG.
Ngikut kemana aja si umami ini.
Viral Marketing? Kalau ternyata IYA! Saya kurang menyukai cara-cara seperti ini. Tidak melanggar hukum memang. Tapi tidak ber-Etika [Bro.Enigma said laik dis].
Sepertinya setiap bangsa di dunia mempunyai istilah tersendiri mengenai “rasa” yang satu ini. Dan kita harus menghormatinya.
Apa nama rasa ini dalam bahasa kalian sehari-hari ? :)
[ngelantur? Saya lebih senang memakai istilah acakadut, lebih parah dari ngelantur] XD
=============
referensi :
UmamiGurih
Garum
Rasa
Taste
hmmm... ternyata begitu rahasianya ya...
BalasHapus:D
Kangen ama tulisannya bro Enigma niyyhh...
BalasHapus_Anak Usil_
/ Penghuni 60 |
BalasHapushaha.. postingannya acakadut, Bro. Jadi kesannya kayak ada rahasia. XD
padahhaalll, mengarut abbeyss. :D
/ _Anak Usil_ |
BalasHapusiya, Bro. Linus kangen jg ma tulisan Bro.Enigma. Mungkin beliau lagi asah kampak (istilah mandarin), "Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu" Istirahat bukan berarti berhenti. "Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu" Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.