Rabu, 21 Desember 2011

Montir dan Dokter


Montir   : Mengapa biaya dokter mahal? Padahal yang dihadapinya itu-itu saja. Tidak pernah ada perubahan.

Dari dulu sampai sekarang.

 Dokter   : Kalau Montir? 


Montir   : Kami? Kami selalu mengikuti perkembangan mesin. Beda tipe mesin – beda juga sistemnya. Lain merek, lain perawatannya. Kami juga memperdalam modifikasi mesin, suspensi, body.
Turun mesin juga harus hati-hati. Tidak boleh sembarangan. Sudut celah ring dengan ring piston lain sangat diperhatikan, salah-salah mesin bisa jebol.

Dokter   : Kalau turun mesin paling cepat berapa jam?

Montir   : Jam? Paling tidak 2 hari kerja baru selesai. Itu pun tergantung kesediaan suku cadang.

Dokter   : Bisakah mengganti klep piston dalam keadaan mesin hidup?

Montir  :  Mustahil…! Pertanyaan aneh.

Dokter   : Kalau tiba-tiba mesin mati, dapatkah menemukan penyebabnya dan menghidupkannya kembali.

Montir   : Saya dilahirkan untuk itu.

Dokter    Itulah yang membedakan. Kami tidak terlahir untuk menghidupkan mesin yang sudah mati. Kami harus bekerja cepat dan mesin harus dalam keadaan hidup, Ayah. 





15 komentar:

  1. hai...hai...wozap bro?

    Ababil itu ABG Labil, hohoho :p
    #ngejawab pertanyaan di blog saya#

    BalasHapus
  2. haduh2 antara anak dan ayah itu gak blh ribut...
    mendingan jg kalo ayah sakit gara2 ngmontir mulu kan enak tuh gak ush ke dokter lg, ama anaknya aja, gratis kan?
    hehe
    :D

    BalasHapus
  3. / Penghuni 60 |
    benar sekali pernyataan Bro Penghuni 60, semoga anak-anak semua bisa menjadi anak yang menyenangkan hati kedua orang tuanya.
    -> di sini sengaja tidak ditampilkan tokoh "Ibu". kalau ada Ibu mungkin Ayah tidak begitu tempramental.
    ->dan kabar baiknya, Si Dokter tadi ditraktir Ayahnya makan es krim dekat bengkel, mungkin teringat Ibu Si Dokter tadi. :D :D
    [Selamat Hari Ibu]

    BalasHapus
  4. baru baca lengkap :p
    ternyata seperti itu yaa.., tpi kenapa ya, terkadang seorang putri lebih dekat kepada sang ayah :)

    BalasHapus
  5. baru baca lengkap :p
    ternyata seperti itu yaa.., tpi kenapa ya, terkadang seorang putri lebih dekat kepada sang ayah :)

    BalasHapus
  6. / KoskakiUngu |
    dan sebaliknya, kan :)? -seorang putra lebih dekat ke Ibunya-

    hehe mungkin karena kecenderungan aja. dan ini dimulai dari masa kecil.

    biasanya seorang Ibu cenderung tidak tega memarahi putranya.

    dan seorang Ayah cenderung menjadi "tempat mengadu" sang putri apabila sedang dimarahi ibunya.

    kecenderungan ini berlanjut sampai menginjak dewasa.

    akan tetati :D
    setiap orang tua akan menyesal setelah memarahi anaknya [dan saya yakin itu] jadi kalau dimarahi orang tua sebaiknya peluk beliau. kemarahan pasti reda, dan keinginan orang tua akan disampaikan dengan kata-kata yang lebih "ramah" kepada kalian dan mungkin juga di tempat yang lebih menyenangkan. [saya jamin] :)

    saya jadi teringat doa Douglas Mc.Arthur yang ditujukan kepada putranya. :)
    saya senang KoskakiUngu menanyakan itu. satu pencerahan lagi bagi saya. Terimakasih. :)

    BalasHapus
  7. bro linus ma kasih dah comment balik ya .. ..

    jadi penasaran, linus tua sudah berkeluarga belum ya .. ..
    jawabannya cukup wise menurutku.

    sedikit share :
    aku sendiri punya dua anak perempuan
    dulu ketika belum ada yang kedua,

    yang pertama itu gak mau tak gendong, malahan kl disuruh cium papanya, papanya harus ngolesin parfum ke pipi baru dia cium.

    tapi setelah adiknya lahir, putriku yang kedua gak mau lepas dari papanya

    menurutku kenapa anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya, mungkin karena si ayah sendiri lebih sayang kepadanya dari pada ke anak laki2.

    coba aja bayangin nyium anak laki2 di muka umum ketika udah gede kan pasti dia ga mau, kl anak perempuan, bisa dipastikan masih mau.

    hal2 sekecil itu kawan .. ..

    BalasHapus
  8. nama saya FAI, lengkapnya FAIZANI. kamu?
    *salaman* :)

    dan terimakasih untuk jawabannya, tapi saya lebih sering meluk mama ketika beliau mulai marah. sedangkan papa? dia nyaris tidak pernah menampakkan rasa marahnya. wajarlah ya, kalo saya jarang meluk beliau. haha :)

    BalasHapus
  9. luar biasa, diskusi antara ayah dan anak. semoga anaknya sukses jadi dokter pak montir.

    BalasHapus
  10. /blogwriter |
    Terimakasih juga,Saudaraku :)
    iya, Bro. :)
    Menarik sekali share-nya. haha.. nyium anak laki pas dia udah gede?kebayang dah, Bro. anakku juga mabur kalo mo dicium bapaknya :D :D

    selalu ada saja yang menarik dan unik dari dunia anak-anak. :) meski hal kecil, mereka selalu menjadi kekuatan tanpa batas bagi orang tuanya.

    BalasHapus
  11. / KoskakiUngu |
    menyenangkan kedengarannya,Sist.
    tindakan yang tepat. Ini menandakan kamu sudah dewasa dalam bersikap. Kemarahan seorang ibu mesti cepat-cepat diredakan. Karena kemarahan seorang ibu melebihi langit dan bumi. Dan semoga ayah selalu mendoakan yang terbaik dalam diamnya, cz doa seorang ayah hampir sama derajatnya dengan doa nabi-nabi. :)

    BalasHapus
  12. / rusydi hikmawan|
    Terimakasih sudah Follow,Bro. :)
    Tar Linus jalan2 ke Blognya Rusydi. :)

    BalasHapus
  13. XD

    baca posting di atas bikin senyum2 simpul
    baca komen awal dan pertengahan bikin manggut2.
    baca komen yg ini: "doa seorang ayah hampir sama derajatnya dengan doa nabi-nabi." Jadi merenung. Gimana ya, kabar ayah ku?
    @_@

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebaikan dari Ayahmu dan Kebaikan Ibumu ada dalam Dirimu, Sist.
      Apapun yang dilakukan untuk kebaikan, akan dikembalikan lagi padamu dengan kebaikan yang lebih baik.
      Hal Jaza'ul ihsan illal ihsan, "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." [QS Ar-Rahman:60]
      Dan dalam kasus ini, kebaikan itu ada pada dirimu sendiri. :)

      Hapus

Penerbitan komentar pada blog ini tidak melalui moderasi.
Apabila berkomentar dalam keadaan "login", maka avatar Anda akan disertakan. Kamsudnya-dikasih pas foto :D