“Saya punya
satu rekues pertanyaan: "Mengapa saat melewati jembatan, kita mendengar
desis suara ban kendaraan sedikit berbeda dengan jalan normal / biasa."
Sebelum membahas misteri tersebut ada beberapa prinsip
dasar mengenai “bunyi” di bawah ini.
Jika kalian berminat, bacalah dulu pengantar yang
menjemukan ini.
Kalau tidak berminat : lewati saja sampai ada tulisan
----[END]---
yang kedua.
- Suhu udara berpengaruh pada cepat rambat bunyi –
semakin rendah suhu udara, maka cepat rambat bunyi semakin bertambah, karena
kerapatan udara akan bertambah seirng dengan penurunan suhu.
- Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelelah
bunyi asli.
- Gema terjadi jika bunyi dipantulkan oleh suatu
permukaan dan dipantulkan kembali oleh permukaan tersebut kepada kita setelah
bunyi asli [sumber suara] dikeluarkan.
- Untuk menghasilkan “gema” yang bunyinya sama seperti
“suara asli” dan didengar dengan jelas, “bidang pantul” setidaknya berjarak
16.2 meter dari sumber suara.
---------------------------
- Telinga manusia tidak dapat membedakan “bunyi pantul”
dengan “suara asli” jika jeda waktu pantul lebih kecil dari 1/10 detik [dan ini
disebut “gaung” atau “kerdam”].
- Bunyi pantul yang datangnya hampir bersamaan dengan
bunyi asli dapat memperkuat bunyi asli.
- Contohnya: suara Ibu Guru [#uhukk…] di dalam kelas
lebih nyaring, jika dibandingkan ketika di lapangan basket.
- Gaung (disebut juga ‘kerdam’ ) adalah bunyi pantul yang
sebagian masuk bersamaan dengan bunyi asli, atau bunyi pantul yang datang
sebelum bunyi asli selesai diucapkan.
- Gaung dapat menimbulkan gangguan pada bunyi, karena
bunyi asli tidak jelas.
----[END]---
Bunyi-Bunyi
Misterius Ketika Melintasi Jembatan
Bila kalian belum pernah mendengar suara misterius
itu, bukalah kaca jendela kalian ketika melintasi jembatan. Maka akan terdengar
suara seperti desisan dan suara-suara lain yang akan hilang tiba-tiba setelah
kalian selesai melintasi jembatan.
Suara misterius ini akan semakin nyaring dan jelas
terdengar bila malam hari maupun setelah hujan.